"Dimana Musim Lebaran, Di situlah Pinjol Bertebaran" *** Scroll Up... Scroll down... Wall Facebook saya malam ini dipenuhi postingan bersponsor pinjaman online (pinjol). Menariknya, tanpa jaminan/agunan. Mulai dari lembaganya yang berbentuk Pondok Pesantren, Koperasi, dan lainnya. Ironinya, setiap membaca komentar dari masing-masing postingan tersebut, masih banyak netizen yang yang berkomentar berminat jika tanpa jaminan 🤣🤣. Disisi lain ada juga yang berkomentar hati-hati penipuan. Karena logikanya, jika tidak ada jaminan/agunan, peminjam pastinya akan disuruh bayar biaya admin dimuka. Jika diistilahkan, ada yang sedang memasang jebakan/perangkap, tapi apakah jebakannya yang rusak atau (calon) mangsanya yang bodoh. 🤠Fenomena di atas membuktikan bahwa mindset pragmatis sebagian orang untuk mendapatkan uang dengan cara instan masih dominan. Terlebih saat ini menjelang lebaran. Karena akan ada banyak kebutuhan yang dipersiapkan menyambut lebaran. Fenomena di atas juga m...
Ilustrasi bertani (foto : pexels-karolina-grabowska-4207908) Kemarin, 24 September 2021 diperingati Hari Tani Nasional. Entah kenapa tetiba hasrat menulisku tergugah di Hari Tani ini ? Yang melandasinya adalah, saya ingin mati sebagai Petani. *** Ya… Saya ingin mati sebagai petani. Kenapa ? Saya dibesarkan dari keluarga yang berlatar belakang wiraswasta. Bapak, tumbuh dan berkembang di lingkungan terminal Tanjung Priuk Jakarta. Sudah barang tentu jauh dari bercocok tanam alias bertani. Begitupun Ibu. Dilahirkan di tanah Jawa, tumbuh dan berkembang di lingkungan pasar. Pola kehidupan mandiri, membuat sesuatu lalu dijualbelikan. Atau menggunakan skill yang dimilikinya untuk selanjutnya menerima upah jasa. Saya dan keempat adik-adikku, lahir dan tumbuh yang juga jauh dari lingkungan petani. Jelas, semasa bersama orangtua mengikuti pola hidup mereka. Kemandirian, keterampilan yang diajarkan orangtua adalah bekal untuk masa depan kami. Dan tentunya ketika itu masih pada ranah...