Bagi kalian yang berada di luar Provinsi Bengkulu, pernah dengar tentang Tanah Rejang (Taneak Jang) ? Taneak Jang juga sering dijuluki Tanah Pusaka. Tanah Rejang sebuah istilah yang ditautkan oleh masyarakat dari Suku Rejang yang ada di Provinsi Bengkulu. Tanah leluhur yang tersebar dari bagian Utara hingga mengarah ke Timur Provinsi Bengkulu. Ada banyak fakta-fakta unik, menarik di Tanah Rejang. Berikut rangkuman sepuluh fakta tentang Tanah Rejang.
#1 Memiliki suku sendiri,
bernama Suku Rejang
Suku Rejang merupakan suku yang berdiri
sendiri dan merupakan suku tertua di Provinsi Bengkulu. Dikutip dari wikipedia.org,
sumber Ekorusyono dalam bukunya “Kebudayaan Rejang” menyebutkan, bahwa Suku
Rejang hadir di Nusantara ini sekitar abad ke-2 Masehi. Yang mana kala itu para
nenek moyang Suku Rejang berlayar dan berlabuh di pesisir Pantai Barat
Sumatera. Lalu menyusuri air mulai dari hilir hingga ke hulu Sungai Ketahun dan
akhirnya menetap di daerah Lebong yang dulunya bernama Renah Sekalawi.
Dari Suku Besar (Rejang), memiliki 4 marga
yang disebut Empat Petulai (Pat Petulai). Yaitu, Marga
Bermani (Bemanei), Juru Kalang (Jekalang), Selupu (Selopoak) dan
Tubai (Tubei).
Suku Rejang suku terbesar di 5 kabupaten di
Provinsi Bengkulu. Yaitu di Kabupaten Kepahiang, Rejang Lebong, Lebong,
Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah.
(Sumber : Wikipedia.org)
#2 Memiliki Bahasa Daerah
sendiri, Bahasa Rejang (Baso Jang)
Bahasa Rejang memiliki 5 (lima) dialek utama
yang bervariasi atau berbeda antara satu dialek dengan dialek lainnya. 4
(Empat) dari 5 (lima) dialek dituturkan di Provinsi Bengkulu. Mulai dari
Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah.
Sedangkan 1 (satu) dialek lagi dituturkan di Ulu Rawas, Kabupaten Musi Rawas
Utara Provinsi Sumatra Selatan.
Keempat dialek itu adalah ;
1. Dialek
Lebong (Tubei)
Biasanya dialek ini dituturkan oleh masyarakat di Kabupaten Lebing dan sebagian
di Kabupaten Bengkulu Utara.
2. Dialek
Musi atau Dialek Curup
Untuk dialek Musi ini paling
banyak dituturkan oleh masyarakat Rejang yang berada di sepanjang hulu
aliran Sungai Musi atau di Kabupaten Rejang Lebong. Ada juga sebagian di
Kabupaten Bengkulu Utara dan sebagian Kabupaten Kepahiang terutama di Kecamatan
Merigi dan Ujan Mas.
3. Dialek
Keban Agung atau Dialek Kepahiang
Dialek Kepahiang ini tidak semua se-Kabupaten
Kepahiang bertutur Bahasa Rejang dengan dialek Kepahiang. Dialek ini
hanya dituturkan oleh masyarakat Kepahiang terutama di Kecamatan Tebat
Karai, Seberang Musi, Muara Kemumu dan Kecamatan Bermani Ilir.
4. Dialek
Pesisir (Pesisie)
Sesuai namanya dialek pesisir (pesisie).
Dialek ini tentu dituturkan oleh masyarakat Rejang yang bermukim di
pesisir pantai. Diantaranya dituturkan oleh masyarakat Rejang yang berada di
Kabupaten Bengkulu Tengah seperti Kecamatan Pondok Kelapa. Lalu di Kecamatan
Lais, Air Napal, Batik Nau Kabupaten Bengkulu Utara.
(Sumber : Wikipedia.org)
#3 Memiliki Aksara Rejang (Rikung/Ka
Ga Nga)
Aksara Rejang ini dikenal sebagai Huruf Ka
Ga Nga. Meski Aksara Ka Ga Nga terdapat juga di
daerah lainnya di Indonesia seperti Lampung, Kalimantan dan Sulawesi,
namun Ka Ga Nga Rejang tetap ada bedanya dengan Ka Ga
Nga daerah lain.
Ciri Aksara Ka Ga Nga Rejang
adalah garis-garis tajam dan tegas. Konon, Aksara Ka Ga Nga ini
merupakan turunan dari aksara-aksara India.
(Sumber : Wikipedia.org)
#4 Menjunjung Tinggi dan
Konsisten Terhadap Adat Istiadat
Di Tanah Rejang (Taneak Jang) adat istiadat
budaya atau tradisi khas lokal masih terus dilaksanakan hingga saat ini.
Semisal, pada prosesi perkawinan, adat istiadat Alas Adat masih
digunakan sampai kini.
Bukan hanya bagi masyarakat asli pribumi Suku
Rejang. Siapapun orangnya yang bukan dari Suku Rejang namun berdomisili di
Tanah Rejang, maka wajib melaksanakan Alas Adat tersebut.
Alas Adat adalah sejenis ritual pengantar
salam atau sambutan yang dibalut dengan tradisi sekapur sirih. Itu
tercermin dari rangkaian kegiatan acara mulai dari rangkaian upacara sebelum
perkawinan, pelaksanaan perkawinan, dan sesudah perkawinan.
Adat istiadat ini dibangun sejak munculnya
peradaban Suku Rejang hingga kini.
(Sumber : kemdikbud.go.id ,
wikipedia.org, emong-soewandi.com)
#5 Mendiami Daerah Pegunungan dan Pesisir
Suku Rejang mendiami Tanah Rejang (Taneak
Jang) di daerah pegunungan dan pesisir. Mayoritas mendiami daerah
pegunungan dan perbukitan yang melintasi 3 (tiga) kabupaten.
Yaitu Kabupaten Lebong, Rejang Lebong dan
Kepahiang. Selebihnya, sebagian Suku Rejang seperti yang berada di
Kabupaten Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah, berdomisili di pesisir barat
pantai Bengkulu.
(Sumber : Wikipedia.org)
#6 Berkulit Terang
Suku Rejang cenderung berkulit terang dan
bukan putih. Berkulit lebih terang maskudnya, jika dibandingkan dengan
orang-orang dari India berkulit agak gelap. Tidak mau disebut kulit putih,
karena kulit putih lebih cenderung orang-orang dari Bangsa Eropa.
(Sumber : Wikipedia.org)
#7 Habitat Bagi Puspa Langka
Tanah Rejang merupakan habitat asli Puspa
Langka yang ada di Provinsi Bengkulu. Ada banyak puspa langka yang tumbuh.
Namun puspa langka yang mendunia adalah Rafflesia dan Bunga Kibut atau Bunga
Bangkai Raksasa yang dalam bahasa latinnya adalah Amorphopallus
Titanum.
(Sumber : Wikipedia.org)
#8 Pemilik Pegunungan, Gunung dan Hutan yang Dijaga
Negara & Dunia
Tanah Rejang didominasi daerah pegunungan dan
perbukitan. Ada 3 (tiga) kabupaten yang dilintasi sebagai kawasan hutan
dalam perlindungan dan pengawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Yakni
Kabupaten Lebong, Rejang Lebong dan Bengkulu Utara.
Adapun kawasan TNKS yang membentang di Tanah
Rejang ;
·
Kabupaten Rejang Lebong seluas
26.281,121 hektar
·
Kabupaten Bengkulu Utara seluas
68.921,952 hektar
·
Kabupaten Lebong seluas 104.575,224
hektar
Ada juga kawasan Taman Wisata Alam (TWA) besar
yang berada di 5 kabupaten yang wajib dijaga kelestariannya.
·
TWA Bukit Kaba, kawasan konservasi
yang membentang dari Kabupaten Rejang Lebong hingga Kepahiang. Memiliki Gunung
dengan ketinggian +- 1900 MDPL dan luas lahan 14.650,51 hektar (SK Menhut
No. 3981/Menhut-VII/KUH/2014)
·
TWA Danau Tes, kawasan konservasi
danau di Kecamatan Lebong Selatan Kabupaten Lebong. Memiliki luas 2.724,46
hektar (SK Menhut No. SK.5350/MENHUT-VII/KUH/2014)
·
TWA Seblat merupakan kawasan
konvervasi yang berbatasan antara Kabupaten Bengkulu Utara dengan Kabupaten
Mukomuko yang luasnya 8.638 hektar (SK. Menhut No.643/Menhut-II/2011
·
Taman Buru (TB) Semidang Bukit Kabu
merupakan kawasan konvervasi yang berbatasan antara Kabupaten Bengkulu Tengah
dengan Kabupaten Seluma yang luasnya 7.732,80 hektar (SK Menhut No.
3890/Menhut-VII/KUH/2014)
(Sumber : Menlhk.go.id,
bksdabengkulu.id)
#9 Makanan Khas yang
Difermentasi
Makanan khas Rejang namanya Lemea. Lemea adalah
tunas/bambu muda (rebung) yang dicincang-cincang. Setelah itu dicampur ikan air
tawar seperti Mujair atau Sepat lalu difermentasi hingga 3 (tiga) hari. Setelah
difermentasi, Lemea siap dimasak sebagai gulai/lauk makan nasi.
(Sumber : wikipedia.org)
#10 Sentra Hortikultura Terbesar di Provinsi Bengkulu
Tanah Rejang khususnya di Kabupaten Kepahiang
dan Rejang Lebong terkenal sebagai daerah penghasil sayuran dan produk
Hortikultura lainnya. Salah satu sampel produk hortikultura, Cabai Merah
di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang ini tertinggi dibanding daerah lainnya
di Provinsi Bengkulu.
Data BPS 2019, total panen Cabai Merah di
Kabupaten Rejang Lebong hingga 276.025 ton dan Kepahiang sebanyak 69.012 ton.
(Sumber : bengkulu.bps.go.id)
Komentar
Posting Komentar